Amankah Radioterapi bagi Kesehatan?
DI balik fungsinya yang dapat menyembuhkan penyakit, layanan radioterapi memunculkan risiko dan manfaat tersendiri. Kenali lebih lanjut sebelum Anda menggunakannya.
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan pasien kanker, khususnya dalamtreatment radioterapi, tim medis memerlukan edukasi dan pemantauan rutin dari badan tenaga atom internasional. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat penggunaan nuklir pada sistem radioterapi memiliki manfaat besar pada pasien kanker jika diterapkan dengan prosedural yang tepat.
"Penggunaan radiasi pada pelayanan radioterapi ini bagaikan pisau bermata dua. Ada risk danbenefit-nya sehingga harus benar-benar tepat pengunaannya. Kalau sesuai prosedural, radioterapi tidak akan ada efek samping. Maka itu harus selalu ada pemantauan dan edukasi karena teknologi semakin hari semakin berkembang," tutur Soehartati Gondhowiardjo, MD, PhD, Kepala Departemen Radioterapi, RSCM, saat ditemui di RSCM, Jakarta (2/7/2012).
Sebagai badan internasional yang mengemban tugas mengawasi pemakaian tenaga nuklir bagi tujuan damai, International Atomic Energu Agency (IAEA) mengambil peran aktif dengan memprakarsai audit kualitas lintas negara dengan metodologi yang dikenal dengan nama Quality Assurance Team for Radiation Oncology (QUATRO).
"Radioterapi ialah hal yang sangat rumit. Penggunaan radioterapi merupakan hal yang kompleks sehingga membutuhkan tingkat organisasi yang benar-benar ahli di bidangnya. Dalam hal ini, IAEA penting mengawasi penggunaan nuklir dalam radioterapi demi keamanan pasien. Akan dipantau dari mulai bagaimana persiapan melayani pasien, sampai bagaimana penerapan perawatan radioterapi ini pada pasien. Selain mengontrol, tugas IAEA pun mengedukasi bagaimana seharusnya penggunaan nuklir dalam bidang kesehatan ini. Jika dilakukan dengan prosedural yang tepat maka manfaat akan sangat besar dengan zero effect. Sebaliknya, jika tidak tepat maka akan memberikan dampak bagi pasien," jelas Pierre G.M Scalliet, salah seorang lecturer dalamPelatihan bagi Para Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Fisika Medik, dan Radiografer dari Negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara dengan metodologi QUATRO dalam kesempatan yang sama.
QUATRO sendiri merupakan aktivitas dari IAEA untuk mengaudit pelayanan radioterapi. Konteks audit yang dimaksud ialah evaluasi eksternal independen, penilaian atau peer-review. Quatro juga merupakan audit multidisiplin dan komprehensif yang menempatkan penekanan pada struktur dan proses radioterapi daripada hasil pengobatan yang tergantung pada faktor tambahan banyak dan sering tidak dapat dinilai.
Pada 2 hingga 6 Juli 2012 mendatang di Jakarta akan dilangsungkan pelatihan bagi para dokter spesialis onkologi radiasi, fisika medik, dan radiografer dari negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara mengenai metodologi QUATRO. Tujuannya, mendorong aktivitas audit kualitas di kawasan Asia. Kesembilan negara peserta tersebut, antara lain Bangladesh, Oman, Srilanka, Filipina, Pakistan, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Sebagai pusat radioterapi yang telah melalui dua kali audit QUATRO pada 2006 dan 2010, serta memelopori dimulainya aktivitas serupa di Indonesia, Departemen Radioterapi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo ditunjuk untuk menjadi tuan rumah acara ini. Dengan diadakannya acara tersebut, diharapkan dapat semakin meningkatkan aspek jaminan keselamatan bagi pasien yang menjalani pengobatan radiasi. (ind) (tty)
0 komentar:
Posting Komentar