Chat In Sibuea Blog

SENI DAN INSPIRASI


http://reddragondesigns.net/
Hover Effects

HUJAN SALJU

MY FAMILY

Alm.R.SIBUEA (Father)WITH J.br.MARPAUNG (Mother) Anak 1.E.ROHANI T SIBUEA 2.HIRAS P.M.SIBUEA 3.LUNGGUK Y.SIBUEA 4.DESI P.SIBUEA 5.TEDDY P.M.SIBUEA 6.NOVITA S.SIBUEA 7.LEDY C SIBUEA 8.GOMGOM ALEXSANDRO SIBUEA

SIBUEA MARK QUARK HIGGS BOSON

Jika anda sia-siakan uang, maka anda hanya akan kehilangan uang. Tapi jika anda SIA-SIAKAN WAKTU, maka anda akan KEHILANGAN SEBAGIAN HIDUP anda.(If you do not waste your money, then you will only lose money. But if you are NOT WASTE TIME, then you will LOSE SOME LIFE you).

SIBUEA SCIENCE LEPTON GLUON TAO

Hal terpenting dalam kehidupan adalah mencintai apa yang Anda lakukan, karena itu satu-satunya cara agar Anda mencapai hasil yang sangat baik dalam pekerjaan Anda.(The most important thing in life is to love what you do, because it's the only way for you to achieve excellent results in your work).

SIBUEA MARGAKU MARPAUNG PARIBANKU

Jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluar. Kita dilahirkan bukan sebagai orang yang gagal tetapi seorang pemenang.(Do not ever give up because no matter what happens there is always a way out. We are born not as a failure but a winner).

SIBUEA WAYNE MARK ROONEY SIR ARTHUR EDDINGTON

Before God we are all equally wise - and equally foolish (Dihadapan Tuhan kita semua setara bijaksananya dan setara bodohnya).

SIBUEA FIND SUCCESS BUT NOT PERFECTION

Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan. Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang.(Only those who dare to fail to achieve success. Success is not measured by what you accomplish, but the failures you have faced, and the courage that keeps you fighting).

Senin, 27 Januari 2014

~ Cara Tuhan Menobatkan Umatnya Melalui Orang Buta ~

Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati di sebuah kota tua di Prancis, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan. Namun, Moore dulunya bukan sosok penolong yang membanggakan seperti sekarang. 20 tahun yang lalu Moore adalah seorang narapidana. Kekasihnya mengkhianati dia dan lari kepelukan lelaki lain. Karena emosinya, dia melukai lelaki tersebut, maka Moore beralih dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana. Dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah bebas dari penjara, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkan Moore menjadi bahan ejekan dan penghinaan saat melamar pekerjaan. Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota dimana ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya. Para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja, larut malam baru pulang kerumah. Di dalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian. Moore pergi ke rumah tersebut, mencongkel pintu utama dengan membawa pisau belati. 

Saat Moore masuk ke dalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya teman papamu, dia memberikan kunci rumah padaku.”

Suara lembut yang ternyata adalah si anak kecil buta terdengar sangat gembira dan tanpa curiga si anak buta berkata, “Selamat datang! Namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah. Apa paman mau bermain sebentar denganku?” Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus. Moore langsung lupa dengan tujuannya dan langsung menyetujui.

Yang membuat Moore sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini. Setelah selesai bermain piano, Kay melukis sebuah lukisan yang dapat dirasakan di dalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman. Dunia Kay rupanya tidak sekosong kedua bola matanya, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

“Paman, apakah matahari seperti ini?” tanya Kay.

Moore melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang dan warnanya keemasan.”

Kay mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, “Paman, apa warna keemasan itu?”

Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.”

Kay dengan gembira meraba ke empat penjuru dengan kedua tangannya, “Paman, aku sudah merasakannya, sangat hangat! Dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman!” 

Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia dengan penuh kesabaran menjelaskan kepada Kay berbagai warna dan bentuk barang. Dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia nyaris melakukan kejahatan lagi, dia menyesal. Berdiri di hadapan Kay membuat Moore merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay, “Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian. Kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik. Walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang. Dia mengajarkan kepada saya banyak hal dan membuka pintu hati saya.”

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran dan memulai karirnya sebagai seorang dokter. Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini. 
Kay yang dapat melihat menjadi seorang pianis terkenal, mengadakan konser ke seluruh dunia. Setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan alunan musik indah nan ceria menyirami jiwanya dengan optimisme dan semangat juang, yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta. Pianis yang melihat keindahan dunia melalui kedua matanya yang tak mengenal cahaya. Pianis yang memberinya kesempatan ke-2 untuk hatinya yang terluka. 

Dengan segala kepolosan anak kecil buta yang bahkan tak bisa membedakan penjahat dan teman ayahnya, Moore kembali melihat dunia. Bukan dengan kedua bola mata fisiknya, melainkan dengan mata hati sehangat mentari yang menyinari kehidupan banyak orang.

Sumber : Uknown
( Sibuea Mark Quark Gluon Tao)

Sabtu, 25 Januari 2014

~ Biografi Si Jenius Indonesia B.J Habibie ~

Biografi B.J Habibie - Salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia dan juga Presiden ketiga Republik Indonesia, dialah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.

Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie, karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di  Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH) Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain. Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.



Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.

Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.

Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. dari tempat yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.



Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!

Pada tanggal 22 Mei 2010, Hasri Ainun Habibie, istri BJ Habibie, meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. Ia meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu setempat atau 22.30 WIB. Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota DPR yang ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat mendalam bagi Mantan Presiden Habibie dan Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
"Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, .......ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........." Papar BJ Habibie.
Pada Awal desember 2012, sebuah film yang berjudul "Habibie dan Ainun" diluncurkan, film ini Mengangkat kisah nyata tentang romantisme kedua saat remaja hingga menjadi suami istri dan saat ajal memisahkan mereka. Film yang diambil dari buku terlaris karya BJ Habibie, Film ini di garap oleh dua sutradara yaitu Faozan Rizal dan Hanung Bramantyo, dengan pemeran Reza Rahardian sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun Habibie.




Pidato BJ Habibie ketika berkunjung Ke Garuda Indonesia

Dik, anda tahu, saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai


Insinyur, Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.

Sekarang Dik, anda semua lihat sendiri, N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?

Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.

Dik tahu di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia. Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa.

Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua?

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!

Pak Habibie menghela nafas, Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....

Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia.

Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
− Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten− C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis− D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!

Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik, organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik”

Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu...

Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi...... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu.

Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam, seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.

Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan...

Dik, kalian tau, 2 minggu setelah ditinggalkan ibu, suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu... Ainun.... Ainun ........ Ainun ........saya mencari ibu di semua sudut rumah.

Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini...’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie.

Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.

Saya pilih opsi yang ketiga...

*(dari tayangan program di stasiun televisi 27 Januari 2012, P.Habibie bercerita, ternyata ada 4 opsi,bukan 3, dimana opsi yang belum tersebut di atas adalah, P.Habibie diminta bercerita tentang apa saja tentang bu Ainun kepada dokter, hampir sama dengan opsi 2)

Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu).. ia melanjutkan pembicaraannya;

Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun.......dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat..... saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia.

Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata.......

Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;

Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui...

Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.

Dik, asal you tahu, semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh Habibie dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.

Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.

Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif.”

Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :

* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.

Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :

* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia.

Itulah sekelumit kisah tentang biografi B.J Habibie, banyak hal menarik dan inspiratif yang bisa dipetik dari kisah perjuangan beliau bersama dengan istrinya, Nyonya Ainun Habibie. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan berguna bagi pembaca sekalian.

Referensi :

http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id
http://www.e-smartschool.com/

~ Mimpi Anak Emas Bangsa Prof.B.J. Habibie Seolah Terabaikan Oleh Negerinya Sendiri " Menjadi Tamparan Untuk Kaum Muda Indonesia"~

Sudah membaca buku kisah "Ainun dan Habibie" atau bahkan sudah menonton filmnya? Mungkin kebanyakan anda lebih tertarik dan tersentuh dengan kisah romantis kesetiaan sepasang suami istri, namun justru yang saya rasakan di sepanjang tulisan dalam buku dan film, adalah sebuah pertunjukan "peperangan" dari seorang anak bangsa kepada kebijakan pemerintahnya yang tidak berdaulat dan "tamparan" bagi budaya bangsanya yang tidak mandiri di atas tanah airnya sendiri. TS contoh-kan, bagaimana tidak mandirinya indonesia yg menjadi budak ditanah airnya sendiri.

Pada paruh tahun 80an akhir, sosok Habibie menjelma menjadi idola dan simbol sosok intelektual yang shalih. Seorang intelektual yang mumpuni diakui dunia barat, yang secara material sudah kaya karena royalti dari rancangan sayap pesawat terbang yang terus mengalir seumur hidup, dan digambarkan sebagai sosok yang taat dan rajin beribadah, bahkan tidak pernah meninggalkan puasa sunnah hari Senin dan Kamis. 


Pada masanya bahkan masih sampai kini, sosok ini menjadi model bagi banyak sekolah dan lembaga pendidikan Islam, dengan jargon "mencetak cendekiawan yang berotak Jerman dan berhati Mekkah". Beberapa pihak bahkan menyebut sekolahnya sebagai lembaga yang mencetak Ulil Albab. Bisa jadi karena sedikit banyak sosok Habibie waktu masa itu dianggap pantas sebagai model Ulil Albab dalam perspektif cendekiawan.



Begitulah, "ruh intelektual" dari sosok Habibie nampaknya lebih kental dikenal dari "ruh pejuang". Makna Ulil Albab pun menyempit menjadi makna seorang cendekiawan pandai yang memiliki kesalihan personal. 



Efeknya adalah lahirlah konsep2 pendidikan Islam yang berupaya memadukan kedua sisi itu dengan nama "IMTAQ dan IPTEK", dengan ciri khas bergedung hebat, berorientasi mecusuar dan elitis alias terpisah dari masyarakatnya, sebagaimana pusat menara gading para intelektual.



Apa yang salah? Mungkin tiada yang salah, namun yang kurang adalah memunculkan "ruh perlawanan" untuk membebaskan bangsanya dari penindasan bangsa lain dan memperjuangkannya menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri. Sesungguhnya itulah esensi semangat dari Habibie muda.



Benarkah Habibie hanya seorang Intelektual atau Cendekiawan saja?



Sejak menginjakkan kaki di Jerman, yang ada di kepala Habibie adalah membuat pesawat untuk Indonesia, untuk mensejahterakan bangsanya, untuk keadilan sosial di negerinya. Hanya itu! Bukan sebagaimana cita2 para mahasiswa hasil gemblengan pendidikan berorientasi kelas pekerja, yaitu bekerja di perusahaan besar dengan gaji besar.



Habibie muda sadar dengan potensinya di masa depan. Ia mendatangi pemerintah dan menawarkan untuk membangun Industri Pesawat sendiri. Mental demikian mustahil lahir dari jiwa2 yang tidak merdeka dan tidak mencintai Indonesia. 



Soekarno dan pemerintahannya tidak mendengar jelas suara itu. Maka, habibie muda melakukan perlawanan. Ia bekerja di negeri Jerman, hasil karyanya begitu dihargai. Bahkan sindiran2 tentang Indonesia, seakan sirna dengan karya-karya yang dibuat oleh Habibie.






Rezim Soekarno berubah menjadi Rezim Soeharto. Nama habibie yang sudah meroket di luar negeri, membuat ketertarikan rezim pemerintahan Soeharto. Yang ingin dilakukan Soeharto adalah menjadikan Indonesia menjadi macan di asia. Maka, ia membutuhkan hal2 yang mendukung itu. Teknologi salah satunya. 



Habibie pun dipanggil. Dia diminta memimpin proyek industri transportasi Indonesia. Lagi-lagi habibie, melihat jeli masa depan Indonesia yang jaya. Ia yakin benar, bila Industri Strategis dikembangkan sedemikian rupa, maka Indonesia yang terdiri atas 17.000 kepulauan ini berubah menjadi pesat. Mantan ketua umum ICMI ini, menyadari bahwa selaiknya potensi besar negeri ini disadari. 



Visi Habibie terhadap teknologi adalah agar bangsa ini berdaulat, agar pulau2 terpencil bisa terhubung dan sejahtera, agar putra bangsa bisa membuat sendiri pesawat yang murah namun canggih sesuai kebutuhan bangsa ini. Bandingkan dengan visi teknologi dari mobil nasional, robot nasional dsbnya yang hanya berorientasi industri semata. 



“I have some figures which compare the cost of 1kg of airplane compared to 1kg of rice. 1kg of airplane costs $30000 and 1kg of rice is $0,07. And if you want to pay for your 1kg of high-tech products with a kg of rice, I don’t think we have enough.” (Sumber : BBC: BJ Habibie Profile -1998.)



Kalimat diatas merupakan senjata Habibie untuk berdebat dengan lawan politiknya. Habibie ingin menjelaskan mengapa industri berteknologi itu sangat penting. Dan ia membandingkan harga produk dari industri high-tech (teknologi tinggi) dengan hasil pertanian. Ia menunjukkan data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah $30.000 dan 1 kg beras adalah 7 sen. Artinya 1 kg pesawat terbang hampir setara dengan 450 ton beras. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan massa 10 ton, maka akan diperoleh 4,5 juta ton beras. 



Jadi Habibie sungguh-sungguh menginginkan bangsa ini berdaulat, bukan sekedar mempelajari dan membuat teknologi yang tidak ada kaitannya dengan kondisi bangsa kini dan masa depan.



Proyek pesawat terbang, gatotkaca mengguncang dunia. Barat melalui media, berupaya melunturkan semangat kebangkitan Indonesia. Bahkan, Soeharto yang arogan itu, kini menjadi musuh masa depan bagi Kapitalisme Eropa dan Amerika. 






Dikisahkan, kritik terhadap permainan Korupsi terlihat. Bagaimana mudahnya cara-cara tender kotor sering dilakukan. Habibie mengkritik itu semua. Siapa yang tidak tahu semua Partai dan Pengusaha menghalalkan konspirasi tender proyek pemerintahan untuk logistik pemilu mereka.



Jujur, Indonesia tidak pernah kekurangan para Teknokrat yang memiliki kapasitas keilmuan di atas teknokrat barat. Indonesia memliki pula para Politikus ulung yang bersahaja, taqwa bahkan jenius dalam membuat kebijakan pro-rakyat. Indonesia memiliki para ahli kesehatan yang sangat konsen dalam menyelesaikan krisis kesehatan dan penyakit. Bahkan, bila diberikan keleluasaan dan peluang bisa jadi Obat HIV/AIDS itu dapat ditemukan. 



Potensi Indonesia ini begitu besar. Sangat besar sebesar luasnya wilayah teritorial Indonesia. Inilah pentingnya ruh perjuangan dan pembebasan atas penindasan dan penguatan kemandirian bangsa ditanamkan di sekolah-sekolah. Lihatlah bagaimana ruh intelektual berpadu dengan ruh pembebasan atas penindasan ini nampak pada sosok HOS Cokroaminoto, Ahmad Dahlan, Ki Hadjar Dewantoro, M. Hatta, Kartini dsb. 



Alangkah jahatnya (bukan lucunya) para pemimpin negeri ini. Mereka kurang bersahabat dengan nurani dan tidak mensyukuri karunia ilahi atas Indonesia. Politik kotor telah jadi kebiasaan dan dihalalkan atas nama kepentingan kelompok. NeoKapitalisme telah subur dan mencengkram. Diperparah oleh sekolah dan lembaga pendidikan yang hanya berorientasi melahirkan intelektual atau kelas pekerja. Padahal sejatinya pendidikan melahirkan jiwa-jiwa pembebas penindasan negeri ini melalui beragam potensi yang dimiliki anak-anak Indonesia, teknologi adalah salah satunya. 



Alhasil, sampai kapanpun maka Indonesia akan jalan ditempat. Kita tidak sekedar butuh banyak habibie baru, tetapi mereka yang berani berkata benar, memberikan kemampuannya dengan keseriusan dalam membangun negeri, dan tentu negeri yang besar tidak akan melupakan Tuhannya. Maka, sepatutnya lahir para birokrat, politikus, teknokrat, ilmuwan dan akademisi serta kaum muda yang mau berjuang untuk membebaskan negeri ini karena Allah SWT



Lihatlah bagaimana Habibie dengan kecintaannya pada Technology berhasil memadukannya dengan kecintaan pada Indonesia, kecintaan pada bangsa Indonesia dan kecintaan pada keluarganya. Semuanya adalah karunia Allah swt yang mesti disyukuri secara terpadu dengan perjuangan sampai mati. Bukan kecintaan pada kelompok dan golongan, dengan mengatasnamakan cinta pada Indonesia.



Kita semua yang masih mencintai negeri ini tentu merasa sedih dan terpukul ketika menyaksikan Habibie ditemani Ainun masuk ke dalam hanggar pesawat di PTDI, menyaksikan pesawat CN235. karya anak bangsa yang diperjuangkan dengan jiwa dan raga, teronggok bagai besi tua. Tiada yang berteriak membela, tiada yang peduli. Semua bungkam masa bodoh. Sambil memegang tangan Ainun, Habibie berkata: "Maafkan aku untuk waktu-waktu mu dan anak-anak yang telah kuambil demi cita-cita ini"






Sesungguhnya kita tidak sedang menangisi Habibie, tetapi sesungguhnya kita seolah sedang ditampar oleh Habibie, kita sedang menangisi diri sendiri, menangisi ketidakmampuan kita untuk menjadi seperti Habibie atau membuat pendidikan yang banyak melahirkan Habibie. 



Menjadi seperti Habibie, bukan untuk menjadi intelektual seperti Beliau, namun untuk memiliki cinta murni yang sama, yaitu Cinta pada potensi unik pribadi kita, Cinta pada Bangsa ini, Cinta pada Alam Indonesia, Cinta pada Keluarga, Cinta pada Allah Swt, Cinta pada semua karunia yang ada lalu kemudian memadukannya dalam Perjuangan di Jalan Allah untuk membebaskan bangsa dan manusia demi Peradaban yang lebih adil dan damai. Habibie menyebutnya keterpaduan ini dengan Manunggal.



Habibie berkata: 
”Manunggal adalah ”Compatible” atau kesesuaian, Karena dalam cinta sejati terdapat empat elemen berupa, Cinta yang mumi, cinta yang suci, cinta yang sejati dan cinta yang sempurna”.





Salam Pendidikan Masa Depan

Sumber : www.kaskus.co.id
(Sibuea Mark Quark Gluon Tao )

Jumat, 24 Januari 2014

“ Air Mata Minoritas Bukan Air Mata Negeri Ini “


Masih adakah cinta di Ibu pertiwi ??
Masih adakah kasih di Kayanya Nusantara yang agung ??
Masih adakah kepedulian untuk sesama ??
Air mata ... Air mata... Air mata ... Negeri ini
Terus mengalir Menghitami kekelaman negeri ini
Darah terus meronta  jeritan yang tidak memiliki labuhan
Tindas-menindas menghantui rakyat minoritas  tanpa ada sikap tegas dari Pemerintah
Pemerintah hanya memberi harapan semu dengan nada “ Saya Prihatin”
Tanpa tindakan nyata rakyat kecil hanya bisa pasrah berselimut darah dan air mata

Inikah hikmah dari Sejarah yang menceritakan kegagahan negeri ini??
Inikah Masa yang melukiskan keagungan para penguasa ??
Tanpa ada rasa dan cinta,yang penting tujuan tercapai
Mereka berkoar-koar mengumandangkan janji fana yang berbisik
Membuat derita deraian air mata senyap  di keheningan duka yang mencekam
Menusuk nadi terkubur didekapan perihnya luka
Pasrah ,tertindas tanpa tahu arah goyah menanti

Air mata ... Air mata ... Air mata... Negeri ini
Seperti air sungai mengalir menyimpan seribu luka yang tak terucap
Melihat duka negeri ini pemerintah bersenandung dengan kebahagiaan
Instagram,Facebook,twitter pun lantunan mereka untuk ungkapkan yang mereka miliki
Tanpa ada secercah guratan hati tuk ibah melihat tangisan negeri ini
Melihat jeritan,luka dan derita di tenda-tenda pengungsian

Inikah namanya bangsa yang besar yang diagungkan itu??
Inikah namanya negeri pancasila yang penuh pembantaian dan perbedaan ??
Inikah namanya negara Hukum yang penuh gejolak  dan misteri ??
Tanpa ada rasa peduli ,Tuk saling mengerti
Air mata disana mengalirkan tetesan darah yang terabaikan
Jeritan fana membelah bumi senyap di telan kehampaan
Semakin tertindas dan tenggelam di gelombang waktu
Menangisi puing-puing harapan yang lenyap dan sirna di hempaskan derita dan jeritan

Dimanakah hati nurani pemimpin yang terucap ??
Apakah itu semua hanya kumandang nyanyian hiburan semata saat mencalonkan??
Apakah Pemerintah dipilih rakyat  untuk menindas mereka-mereka yang kecil ??
Apakah pemerintah dipilih rakyat untuk pembiaraan penderitaan ??

Semuanya hanya belenggu waktu yang penuh teka-teki
Teka-teki tuk hempaskan rakyat minoritas dari kelamnya peradaban
Itulah tujuan dan mimpi para pemimpin busuk republik ini
Membantai insan lemah lebih kejam dari binatang dialam rimba
Tuk ceritakan perubahan  dan revolusi baru mereka
Tanpa pikirkan air mata dan jeritan perih yang semakin Hitam
Mereka berlomba-lomba meremukkan kebahagiaan rakyat yang mereka janjikan
Tanpa tahu asa kembali goyah hancurkan harapan

Air mata negeri ini adalah air mata jeritan
Air mata negeri ini adalah air mata penindasan
Air mata negeri ini adalah air mata derita perbedaan yang membeku

Sampai kapan dan kapan lagi perbedaan ini berakhir
Air mata Sinabung, Papua dan Manado juga air mata negeri ini
Apakah pemerintah seperti Anjing kelakar yang jadi kesiangan
Cepat memberikan respon dan bala bantuan untuk mereka yang jauh disana
Mereka memang Sahabat negeri ini,tapi apakah mereka lebih pantas mendapatkannya
Sedangkan yang ada didekapannya,Klian biarkan remuk terkubur  tidak berdaya
Klian sama saja seperti Binatang jalang yang gila hormat dan pengakuan
Memperkokoh kekuasaan di penderitaan rakyat yang bergelantungan tanpa arah
Sampai kapan berakhir pencitraan yang menenggelamkan kebahagiaan rakyat

Apakah Sinabung itu bukan bagian negeri ini karena Batak ?
Apakah Papua itu bukan bagian negeri ini karena Mayoritas Kristen ?
Apakah Manado itu seuntai cerita  yang menumpang hidup di negeri ini ??
Apakah mereka semuanya hanya untuk rampasan alam tuk kekayaan semata
Tidak cukupkah penderitaan perih yang mereka rasakan
Air mata mereka adalah nada doa yang klian abaikan

Padahal menatap lirih waktu yang berlalu
Bala bantuan tuk gempa Jogja sudah berlimpah Saat masih siaga
Sandang pangan tuk rohingya dan palestina sudah tersedia
Dan cerita lain yang tak terlukiskan karena cerita masa yang tak terucap

Bukan maksud cemburu dan menangisi keadaan yang ada
Hanya menyadarkan bahwa perbedaan yang selama ini dikatakan Indah
Jelas dan terarah mematahkan rasa persaudaraan yang tertuang di sejarah
Hanya bersatu saat tertulis karena kenyataannya bagaikan  hitam diatas putih
Tidak memiliki labuhan dan ayoman terarah seperti mereka yang mayoritas

Itu semua Melukiskan Air mata Minoritas bukan air mata negeri ini
Penderitaan minoritas bukan penderitaan negeri ini
Kaum minoritas negeri ini hanya anak bawang yang seolah terabaikan
Kaum Minoritas selalu menderita di kebebasan yang ada 

Terima kasih semuanya untuk yang ada ibu pertiwi
Saat Kaum minoritas kembali ke pencipta akan tetap di pangkuan ibu pertiwi
Biarpun air mata minoritas bukan air mata negeri ini
Karena tanah lahir dan tumpah darah minoritas ada di Ibu pertiwi
Terima kasih untuk Pangkuan hangat ibu pertiwi.
Suka- duka dekapanmu takdir hidup Minoritas yang sering terabaikan

Tetesan Air Mata Yang Terabaikan
By : Sibuea Lepton Gluon Tao Hadron aryon's

Lyrics Lagu Batak ** Tudia Nama Sinamot Na Hussari I **

Ro do au ito sian Kalimantan
Alani sihol ni Roha ki na sai tuho
Mandopothon ho hasian na lagu
Lao pasombu Sihol na di roha ki
Paboahon ho naeng alapan ku gabe parsonduk bolonki
Mardongan sinamot na hussari i tanda ni holongki tu ho

Sahat au di Tangerang i
Marborgin au di Hotel Permata Indah i
Hape dii nasopanagamanki
Tarsonggot ma au ito umbege soara mi
Di sabola kamar hi

Sungkun-sungkun ma di roha ku
Hupamanat hupantangi-tangi sude soara mi
Huhut ma hu pajonok  dompak kamar mi
Asa lam tung tangkas aha namasa i
Hutilik hupanot-not i tarsubang au ito
Marnida ho disi rap dohot si doli dongan mi
Marsihaposan ho ito disegai ho holongki
Hansur au ito di segai ho pikkiranki

Reff
Tudia nama ito sinamot na hussari i
Loja au papungu hon i holan alani holong ki tu ho hasian
Hape arsak ni roha do hujalo sian tangerang nabalau on
Digotap ho ma holongki
Di gotap ho ma harapanki mardongan ilu  na so tarhataon i

Posma roham dang marsapata i tuho hasian
Au do na husolsoli da ito au do na hutangisi....
Mangkaholong i ho ias sian bagas roha ki
Mulak nama au tu Kalimantan mardongan ilu-ilu ki
Tinggalhononku nama Tangerang on dohot arsak ni roha ki
Sai gabe maho disi tumuttun lomomi hasian
Sai horas ma nang au mangalupahon ho

BACK to REFF
Lyrcs : Sibuea Lepton Hadron Gluon Tao Aryon's

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More