Chat In Sibuea Blog

SENI DAN INSPIRASI


http://reddragondesigns.net/
Hover Effects

HUJAN SALJU

MY FAMILY

Alm.R.SIBUEA (Father)WITH J.br.MARPAUNG (Mother) Anak 1.E.ROHANI T SIBUEA 2.HIRAS P.M.SIBUEA 3.LUNGGUK Y.SIBUEA 4.DESI P.SIBUEA 5.TEDDY P.M.SIBUEA 6.NOVITA S.SIBUEA 7.LEDY C SIBUEA 8.GOMGOM ALEXSANDRO SIBUEA

SIBUEA MARK QUARK HIGGS BOSON

Jika anda sia-siakan uang, maka anda hanya akan kehilangan uang. Tapi jika anda SIA-SIAKAN WAKTU, maka anda akan KEHILANGAN SEBAGIAN HIDUP anda.(If you do not waste your money, then you will only lose money. But if you are NOT WASTE TIME, then you will LOSE SOME LIFE you).

SIBUEA SCIENCE LEPTON GLUON TAO

Hal terpenting dalam kehidupan adalah mencintai apa yang Anda lakukan, karena itu satu-satunya cara agar Anda mencapai hasil yang sangat baik dalam pekerjaan Anda.(The most important thing in life is to love what you do, because it's the only way for you to achieve excellent results in your work).

SIBUEA MARGAKU MARPAUNG PARIBANKU

Jangan pernah menyerah karena apapun yang terjadi selalu ada jalan keluar. Kita dilahirkan bukan sebagai orang yang gagal tetapi seorang pemenang.(Do not ever give up because no matter what happens there is always a way out. We are born not as a failure but a winner).

SIBUEA WAYNE MARK ROONEY SIR ARTHUR EDDINGTON

Before God we are all equally wise - and equally foolish (Dihadapan Tuhan kita semua setara bijaksananya dan setara bodohnya).

SIBUEA FIND SUCCESS BUT NOT PERFECTION

Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan. Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang.(Only those who dare to fail to achieve success. Success is not measured by what you accomplish, but the failures you have faced, and the courage that keeps you fighting).

Sabtu, 19 Juli 2014

" Asteroid Vesta Ungkap Pembentukan Planet Bumi "

Asteroid Vesta adalah salah satu asteroid terbesar yang pernah ditemukan berdiameter 500 km dan dianggap sebagai embrio planet. Asteroid ini terbentuk pada saat yang sama dengan terciptanya Tata Surya. Dalam menunjang studi ilmiah, NASA mengirimkan pesawat ruang angkasa Dawn ke orbit Vesta selama satu tahun sejak Juli 2011 hingga Juli 2012.
Ilmuwan EPFL akhirnya memahami lebih baik tentang keberadaan asteroid Vesta dan struktur internalnya. Semua ini berkat simulasi numerik dan data dari misi ruang angkasa Dawn, hasil penemuan diterbitkan dalam jurnal Nature dimana mereka mempertanyakan model kontemporer pembentukan planet berbatu, termasuk Bumi. Studi ini tidak hanya berimplikasi pada struktur asteroid yang terletak diantara Mars dan Jupiter. Hasil analisa juga menantang komponen fundamental model pembentukan planet, yaitu komposisi awan asli dari materi yang dikumpulkan, dipanaskan, mencair dan kemudian mengkristal untuk membentuk planet.

Asteroid Vesta, Embrio Planet Berbatu

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Philippe Gillet dan Harold Clenet, telah melihat komposisi batuan yang tersebar di seluruh permukaan asteroid Vesta. Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis ilmuwan EPFL serta Universitas Bern, Brittany (Perancis) dan Arizona (AS). Kesimpulan yang diperoleh bahwa kerak asteroid hampir tiga kali lebih tebal dari dugaan sebelumnya.

Tidak adanya mineral tertentu, juga ditemukan olivin di permukaan asteroid. Olivine adalah komponen utama dari mantel planet dan seharusnya ditemukan dalam kuantitas besar pada permukaan asteroid Vesta. Menurut simulasi komputer, dampak meteorit ganda menciptakan kawah di kutub selatan asteroid sedalam 80 km, dan melempar sebagian besar materi ke permukaan.
Dua dampak tabrakan yang begitu kuat melontarkan lebih dari 5% materi meteorit Vesta ke Bumi. Tapi bencana alam ini tidak cukup kuat untuk menembus kerak dan mantel asteroid. Meteorit yang berasal dari Vesta ditemukan di Bumi, menegaskan bahwa asteroid umumnya kurang mengandung Olivine dibandingkan dengan yang diamati dalam mantel planet. Dan pesawat ruang angkasa Dawn tidak menemukan adanya olivin di sekitar dua kawah. Artinya, kerak asteroid tidak setebal 30 km seperti yang disarankan dalam model komputer tetapi lebih dari 80 km.

Analisa ini menggambarkan pembentukan asteroid Vesta dan pembentukan planet berbatu dalam Tata Surya, termasuk planet Bumi. Teori pendinginan planet dan fenomena peleburan materi dikedalaman mantel sebelumnya memperkuat elemen juga perlu ditinjau. Menurut ilmuwan, kerak mungkin telah menebal dengan terbentuknya 'Pluton', yaitu gangguan batuan beku berukuran ratusan meter, beberapa di antaranya muncul ke permukaan.
Jika kerak asteroid Vesta kurang kaya olivin dan lebih banyak mengandung piroksen, maka semua ini merupakan proporsi bahan penyusun Vesta. Dan mungkin pembentukan Bumi dan planet lainnya (Mars, Venus, Merkurius) berbeda dari teori sebelumnya. Model pembentukan planet yang lebih kompleks harus dipertimbangkan, salah satunya tidak hanya memperhitungkan komposisi planet, tetapi juga orbit, ukuran, dan waktu pendinginan. Vesta adalah satu-satunya asteroid yang diketahui yang memiliki struktur seperti bumi yang memiliki inti, mantel dan kerak. (Sibuea)

Referensi :
Asteroid Vesta to Reshape Theories of Planet Formation, 16 July 2014, by Ecole Polytechnique Federale de Lausanne. Journal Ref: A deep crust–mantle boundary in the asteroid 4 Vesta. Nature, 2014.



" Pelajaran Penting Dari Kecelakaan Nuklir Fukushima "

Melihat tapak peristiwa kecelakaan nuklir Fukushima Jepang di bulan maret 2013, Ada tiga hal penting yang dapat diambil dari kecelakaan nuklir Fukushima tersebut, yaitu antisipasi melawan kondisi alam ekstrim, regulasi dan perubahan mitos keselamatan nuklir serta radiasi dosis rendah dan komunikasi tentang resiko. Hal ini disampaikan oleh Takehiko Mukaiyama dari JAIF International Cooperation Center (JICC) pada Seminar Internasional Keselamatan Nuklir di Universitas Pancasila.
Gambar : Ledakan Reaktur Nuklir Fukushima
Bertempat di Aula Fakultas Teknik Universitas Pancasila, seminar yang bertajuk Lesson Learnt from Fukushima Nuclear Power Accident “Understanding of the Accident and Reconstruction of The Environtment” ini dilaksanakan Kamis (20/03/2014) atas kerjasama Universitas Pancasila, JICC dan BATAN.    
Selanjutnya Mukaiyama menegaskan, yang terpenting dalam keselamatan nuklir adalah regulasisafetysecurity dan safeguards yang bersifat holistik serta mampu mengantisipasi dengan baik segala kejadian sampai pada ekskalasi yang paling ekstrim. Saat ini 48 unit dari PLTN di Jepang dengan daya total sekitar 44 GWe (Giga Watt Elektrik) sedang offline, dan menunggu hingga seluruhnya memenuhi standar keselamatan regulasi baru yang sedang disusun oleh Nuclear Regulation Authority (NRA). Sebelum Fukushima regulasi nuklir di Jepang memiliki banyak ragam dan bersifat parsial oleh beberapa lembaga. NRA sendiri baru dibentuk tahun lalu sebagai bagian dari reformasi industri nuklir di Jepang. PLTN yang kini sedang offline baru dapat restart kembali apabila sudah memenuhi seluruh standar keselamatan NRA.

Sementara itu anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran dalam kesempatan yang sama menyebutkan Jepang serius menjamin keselamatan dan keamanan PLTN pasca Fukushima untuk membangun kembali energi nuklir nya meskipun telah melalui kecelakaan nuklir dengan skala yang cukup tinggi, sementara Indonesia sampai saat ini masih ketakutan dan trauma untuk mulai memanfaatkan energi nuklir untuk listrik padahal belum apa-apa. Sebagai perbandingan Jepang dengan penduduk sekitar 128 Juta Jiwa memiliki total daya listrik 287 GWe, bandingkan dengan Indonesia yang berpenduduk sekitar 242 Juta Jiwa hanya memiliki total daya listrik 34,5 GWe. Infrastuktur kelistrikan Indonesia sendiri masih berada di urutan ke-6 diantara negara-negara ASEAN di bawah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Tumiran sendiri menegaskan perlunya perubahan paradigma dalam Kebijakan Energi Nasional, menurutnya sampai saat ini kebijakan energi di Indonesia masih bersifat sektoral, dan banyak sumber daya alam yang berupa bahan mentah masih harus dibebankan sebagai devisa negara. “Listrik di Indonesia sangat kurang, bayangkan Sumatera dengan penduduk sekitar 60 Juta Jiwa hanya memiliki 5 GWe. Bagaimana membangun ketahanan?” demikian tuturnya.
Terkait dengan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN) BATAN Yarianto SBS menyatakan BATAN berfungsi sebagai technical support untuk PLTN, bukan sebagai pembangun dan pemilik, keputusan tetap berada di pemerintah, sampai saat ini sudah dilaksanakan studi mendalam tentang kelayakan calon tapak PLTN di Bangka, dengan dua lokasi yang dinyatakan layak sebagai calon tapak PLTN yaitu di Bangka Selatan dan Bangka Barat, jauh sebelumnya studi kelayakan juga sudah dilaksanakan di Semenanjung Muria dan studi pra-kelayakan calon tapak PLTN juga telah dilaksanakan di Banten dan Kalimantan Barat.
Dari pihak Universitas Pancasila sendiri Dekan Fakultas Teknik Fauzri Fahimuddin menyebutkan sebagai akademisi pihaknya mengundang banyak narasumber ahli untuk mengkaji masalah energi nuklir sebagai pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, “menerima atau menolak energi nuklir butuh reason, dan ini yang harus dipahami masyarakat” demikian tuturnya. (Sibuea)


Referensi : www.infonuklir.com

" Energi Listrik Dari Tetesan Air Embun Superhydrophobic "

Heyyy Guysss...,Sahabat blogger  Lama sudah tidak ngeposting maklum ada urusan heheheh...,oke langsung guyyss, disini kita ada artikel baru tentang Ilmuwan MIT tahun lalu menemukan tetesan air embun yang secara spontan melompat dari permukaan Superhydrophobic selama kondensasi, lompatan itu menghasilkan muatan energi listrik. Saat ini tim yang sama telah membuktikan bahwa proses lompatan menghasilkan sejumlah energi listrik kecil yang dapat digunakan pada daya perangkat elektronik.
Nenad Miljkovic, Evelyn Wang, dan dua ilmuwan lainnya, menerbitkan hasil penelitian ini dalam jurnal Applied Physics Letters. Pendekatan analisa menyebabkan perangkat mampu mengisi ponsel atau elektronik lainnya dengan menggunakan kelembaban udara, dan manfaat lainnya dari sistem ini juga menghasilkan air bersih.
Pembangkit Energi Listrik Superhydrophobic
Permukaan superhydrophobic sangat sulit basah, disebut juga sebagai efek Lotus tanaman teratai. Dalam kimia, hidrofobik terbentuk dari air, sifat fisik molekul (hidrofob) yang tampaknya menolak massa air, atau tidak ada gaya tolak yang terlibat melainkan tidak adanya daya tarik. Molekul hidrofobik cenderung non-polar, molekul netral dan pelarut non-polar. Molekul hidrofobik dalam air sering berkelompok membentuk misel, dimana air pada permukaan hidrofobik akan menunjukkan sudut kontak yang tinggi. 
Gambar  : Molekul Air

Contoh molekul hidrofobik meliputi alkana, minyak, lemak, dan zat berminyak. Hidrofobik juga digunakan untuk menghilangkan minyak dari air, terlihat pada proses pengelolaan tumpahan minyak dan proses pemisahan kimia untuk menghilangkan zat non-polar dari senyawa polar. Perangkat yang dibuat berdasarkan superhydrophobic bisa sangat sederhana, terdiri dari serangkaian interleaved pelat logam datar. Tes awal melibatkan pelat tembaga, dan setiap logam konduktif lain termasuk aluminium yang biayanya lebih murah.

Dalam pengujian awal pada pelat logam, jumlah energi listrik yang dihasilkan makin kecil, berkisar 15 picowatts atau triliun watt per sentimeter persegi. Menurut Miljkovic, proses ini dengan mudah bisa disetel untuk mencapai setidaknya 1 mikrovat atau sepersejuta watt per sentimeter persegi. Output tersebut sebanding dengan sistem energi listrik lain yang telah diusulkan dalam perhitungan panas limbah pemanenan, getaran atau sumber energi lainnya yang ambient. Sekaligus merupakan jumlah yang cukup  memberikan tenaga berguna pada perangkat elektronik dibeberapa lokasi terpencil.

Miljkovic telah menghitung energi listrik pada 1 mikrovat per sentimeter persegi (sisi sekitar 50 cm) bisa mengisi penuh ponsel dalam waktu sekitar 12 jam. Mungkin cara ini terlihat lambat, tapi masyarakat di daerah terpencil mungkin memiliki beberapa alternatif. Ada beberapa kendala diantaranya, proses yang bergantung pada kondensasi membutuhkan lingkungan lembab serta sumber suhu lebih dingin daripada udara di sekitarnya, seperti gua atau sungai.
Sistem energi listrik ini didasarkan pada penelitian Miljkovic dan Wang pada tahun 2013, mereka berupaya mengembangkan perpindahan permukaan panas ditingkatkan yang akan digunakan sebagai kondensor dalam aplikasi seperti pembangkit energi listrik. Dimana tetesan air pada permukaan mengkonversi energi permukaan superhydrophobic menjadi energi kinetik, karena bergabung dan membentuk tetesan yang lebih besar. 
Hal ini terkadang menyebabkan tetesan air secara spontan melompat jauh, meningkatkan perpindahan panas sebesar 30 persen terhadap teknik lain. Kemudian mereka menemukan bahwa dalam proses itu tetesan air embun yang melompat mendapatkan muatan energi listrik kecil. Dengan kata lain bahwa melompat dan transfer energi disertai panas bisa ditingkatkan dengan pelat logam, muatan berlawanan menarik tetesan air.
Proses yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga, cukup dengan memberikan piring kedua pada permukaan hidrofilik. Tetesan air embun yang melompat membawa muatan dari satu piring ke yang lain, jika dua lempeng yang terhubung melalui sebuah sirkuit eksternal dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Dalam uji perangkat praktis, dua array pada pelat logam (seperti sirip pada radiator) akan disisipkan, sehingga sangat dekat tapi tidak menyentuh. Sistem ini akan beroperasi secara pasif tanpa bagian yang bergerak.
Untuk menyalakannya, sensor lingkungan otomatis terpencil bahkan menghasilkan sejumlah energi listrik kecil. Setiap lokasi dimana bentuk embun akan menghasilkan tenaga selama beberapa jam di pagi hari, memanfaatkan siklus yang terjadi secara alami. Tehnik ini juga berlaku pada air hangat, udara dingin ataupun lembab, dapat menghasilkan embun.   (Sibuea )

Referensi : Getting a charge out of water droplets, Water condensing and jumping from a superhydrophobic surface can be harnessed to produce electricity, 14 July 2014, by Massachusetts Institute of Technology. Journal Ref: Jumping-droplet electrostatic energy harvesting. Applied Physics Letters, 2014. Heavenly Dews Grace Broken Leaf Imperfect Life, image courtesy of wikimedia commons.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More