Chat In Sibuea Blog

SENI DAN INSPIRASI


http://reddragondesigns.net/
Hover Effects

HUJAN SALJU

MY FAMILY

Alm.R.SIBUEA (Father)WITH J.br.MARPAUNG (Mother) Anak 1.E.ROHANI T SIBUEA 2.HIRAS P.M.SIBUEA 3.LUNGGUK Y.SIBUEA 4.DESI P.SIBUEA 5.TEDDY P.M.SIBUEA 6.NOVITA S.SIBUEA 7.LEDY C SIBUEA 8.GOMGOM ALEXSANDRO SIBUEA

Sabtu, 19 Juli 2014

" Pelajaran Penting Dari Kecelakaan Nuklir Fukushima "

Melihat tapak peristiwa kecelakaan nuklir Fukushima Jepang di bulan maret 2013, Ada tiga hal penting yang dapat diambil dari kecelakaan nuklir Fukushima tersebut, yaitu antisipasi melawan kondisi alam ekstrim, regulasi dan perubahan mitos keselamatan nuklir serta radiasi dosis rendah dan komunikasi tentang resiko. Hal ini disampaikan oleh Takehiko Mukaiyama dari JAIF International Cooperation Center (JICC) pada Seminar Internasional Keselamatan Nuklir di Universitas Pancasila.
Gambar : Ledakan Reaktur Nuklir Fukushima
Bertempat di Aula Fakultas Teknik Universitas Pancasila, seminar yang bertajuk Lesson Learnt from Fukushima Nuclear Power Accident “Understanding of the Accident and Reconstruction of The Environtment” ini dilaksanakan Kamis (20/03/2014) atas kerjasama Universitas Pancasila, JICC dan BATAN.    
Selanjutnya Mukaiyama menegaskan, yang terpenting dalam keselamatan nuklir adalah regulasisafetysecurity dan safeguards yang bersifat holistik serta mampu mengantisipasi dengan baik segala kejadian sampai pada ekskalasi yang paling ekstrim. Saat ini 48 unit dari PLTN di Jepang dengan daya total sekitar 44 GWe (Giga Watt Elektrik) sedang offline, dan menunggu hingga seluruhnya memenuhi standar keselamatan regulasi baru yang sedang disusun oleh Nuclear Regulation Authority (NRA). Sebelum Fukushima regulasi nuklir di Jepang memiliki banyak ragam dan bersifat parsial oleh beberapa lembaga. NRA sendiri baru dibentuk tahun lalu sebagai bagian dari reformasi industri nuklir di Jepang. PLTN yang kini sedang offline baru dapat restart kembali apabila sudah memenuhi seluruh standar keselamatan NRA.

Sementara itu anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran dalam kesempatan yang sama menyebutkan Jepang serius menjamin keselamatan dan keamanan PLTN pasca Fukushima untuk membangun kembali energi nuklir nya meskipun telah melalui kecelakaan nuklir dengan skala yang cukup tinggi, sementara Indonesia sampai saat ini masih ketakutan dan trauma untuk mulai memanfaatkan energi nuklir untuk listrik padahal belum apa-apa. Sebagai perbandingan Jepang dengan penduduk sekitar 128 Juta Jiwa memiliki total daya listrik 287 GWe, bandingkan dengan Indonesia yang berpenduduk sekitar 242 Juta Jiwa hanya memiliki total daya listrik 34,5 GWe. Infrastuktur kelistrikan Indonesia sendiri masih berada di urutan ke-6 diantara negara-negara ASEAN di bawah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Tumiran sendiri menegaskan perlunya perubahan paradigma dalam Kebijakan Energi Nasional, menurutnya sampai saat ini kebijakan energi di Indonesia masih bersifat sektoral, dan banyak sumber daya alam yang berupa bahan mentah masih harus dibebankan sebagai devisa negara. “Listrik di Indonesia sangat kurang, bayangkan Sumatera dengan penduduk sekitar 60 Juta Jiwa hanya memiliki 5 GWe. Bagaimana membangun ketahanan?” demikian tuturnya.
Terkait dengan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN) BATAN Yarianto SBS menyatakan BATAN berfungsi sebagai technical support untuk PLTN, bukan sebagai pembangun dan pemilik, keputusan tetap berada di pemerintah, sampai saat ini sudah dilaksanakan studi mendalam tentang kelayakan calon tapak PLTN di Bangka, dengan dua lokasi yang dinyatakan layak sebagai calon tapak PLTN yaitu di Bangka Selatan dan Bangka Barat, jauh sebelumnya studi kelayakan juga sudah dilaksanakan di Semenanjung Muria dan studi pra-kelayakan calon tapak PLTN juga telah dilaksanakan di Banten dan Kalimantan Barat.
Dari pihak Universitas Pancasila sendiri Dekan Fakultas Teknik Fauzri Fahimuddin menyebutkan sebagai akademisi pihaknya mengundang banyak narasumber ahli untuk mengkaji masalah energi nuklir sebagai pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, “menerima atau menolak energi nuklir butuh reason, dan ini yang harus dipahami masyarakat” demikian tuturnya. (Sibuea)


Referensi : www.infonuklir.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More