Reaktor PLTN |
Pembangunan di segala bidang kehidupan khususnya industri nasional saat ini dan masa mendatang perlu mendapatkan perhatian khusus agar pertumbuhannya terus berkembang dan berkelanjutan. Oleh karena itu perlu didukung dengan ketersediaan atau pasokan energi yang cukup karena sektor energi mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Sesuai dengan visi dan misi energi, pengelolaan penyediaan dan pemanfaatan energi nasional perlu dilaksanakan secara optimal, arif dan bijaksana yang dilandasi oleh pertimbangan obyektif yang mencakup berbagai aspek seperti lingkungan (environment), kepentingan antar generasi (intergeneration), kebutuhan energi (energy demand), sosial-politik (sociopolitic), geopolitik (geopolitic) dan ekonomi (economy). Keenam aspek tersebut merupakan kriteria penting yang dipersyaratkan dalam pemanfaatan energi untuk pembangunan berkelanjutan.
Kebutuhan energi listrik nasional setiap tahunnya tumbuh rata-rata 7,1%, hal ini merupakan konsekwensi logis dari beberapa faktor antara lain pertumbuhan industri khususnya di Pulau Jawa yang menjadi sentra industri nasional, pertumbuhan ekonomi, standar hidup manusia Indonesia, perkembangan teknologi, tuntutan persyaratan lingkungan dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia rata-rata setiap tahunnya naik 1,49%.
Faktor penduduk tersebut menjadikan Indonesia saat ini menjadi negara berpenduduk terbesar ke 4 di dunia. Adapun 4 (empat) negara yang berpenduduk terbesar di dunia adalah sebagai berikut yang pertama Republik Rakyat Cina (RRC) 1.343 juta jiwa, kedua India 1.205 juta jiwa dan ketiga Amerika Serikat (USA) sebanyak 313,8 juta jiwa dan keempat Indonesia (RI) sebanyak 237,6 juta jiwa (data 29 April 2013). Penduduk Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke berada atau menempati di pulau-pulau besar dan kecil, saat ini jumlahnya Indonesia sebanyak + 17.600 pulau.
Dengan melihat pertumbuhan permintaan energi tersebut, maka perlu mendapat perhatian secara serius. Indonesia dikaruniai biodiversitas dan lahan potensial yang amat besar perlu didayagunakan secara berkelanjutan guna memperkuat keterjaminan pasokan energi dan neraca pembayaran negara, membuka banyak lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, melancarkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan turut meredam emisi gas-gas rumah kaca.
Oleh Karena itu diperlukan penyediaan energi yang cukup besar yang terkait dengan program perencanaan energi listrik nasional jangka panjang, Untuk mendukung hal tersebut perlu diketahui mengenai cadangan dan produksi energi Indonesia. Adapun cadangannya dan produksinya sebagai berikut :
*) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru
**)Termasuk blok Cepu
Pengembangan energi alternatif sangat penting mengingat cadangan bahan fosil yang selama ini diandalkan untuk pembangkit listrik sudah sangat terbatas dan harganya fluktuatif mengikuti perkembangan isu Internasional. Hal ini akan mengakibatkan ketidakpastian harga listrik nasional. Ada berbagai sumber energi alternatif yang dapat digunakan, diantaranya adalah Tenaga Air, Panas Bumi, Mini/Mikro Hydro, Biomass, Tenaga Surya dan Tenaga Angin dan Nuklir/Uranium. Sumber-sumber energi tersebut termasuk ke dalam energi terbarukan. Adapun cadangan dan produksi energi baru terbarukan tersebut adalah sebagai berikut :
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat.
Energi Baru Terbarukan (EBT) tersebut berkontribusi dalam menyumbang pembangkitan energi listrik hingga 5 % sesuai dengan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Hal tersebut kemudian diperkuat dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, RPJM-3 tahun 2015-2019 dan Peraturan Presiden No. 43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir pasal 5 ayat 4 “Pembangunan reaktor daya komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berupa pembangkit listrik tenaga nuklir, ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang tenaga listrik”
Dengan berdasarkan uraian tersebut di atas tentang kondisi cadangan dan produksi energi yang sangat terbatas, serta kecenderungan penggunaan jenis energi di masa mendatang akan bergeser ke arah technology based energy (energi berbasis teknologi) dibandingkan resource based energy (energi fosil), hal ini sangat dirasakan sebagai akibat menipisnya jumlah persediaan energi fosil sesudah dieksploitasi yang cukup lama. Dalam memenuhi kebutuhan energi ditempuh melalui bauran energi yang optimal (optimum energy mix) yakni dengan memanfaatkan semua jenis energi tanpa diskriminatif (non discrimination) dan tanpa perlu menunggu jenis energi lain menipis (non depletion). Dengan melihat berbagai aspek kesiapan teknologi, kapasitas daya dan tingkat perekonomiannya, maka teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah teknologi yang paling siap untuk digunakan. Di samping daya yang sangat besar bahwa PLTN adalah energi yang bersih bila dibandingan dengan energy fosil lainya seperti Batubara. Adapun perbandingan limbah yang dihasilkan antara Limbah Nuklir dan Batubara dengan perbandingan 1.000 MWe (e), sebagai berikut :
Limbah PLTN dengan daya 1.000 MWe (e) load factor 75%, Produksi limbah pertahunnya adalah :
- Limbah aktivitas sangat tinggi : 27 ton bahan bakar bekas, jika melalui proses ulang dan vitrifikasi sekitar 3M 3
- Limbah aktivitas tingkat sedang : 310 ton
- Limbah aktivitas tingkat rendah : 460 ton
- Beberapa gas radioaktif tingkat rendah dari cerobong yang aman bagi kesehatan masyarakat.
- Sisa dari tambang uranium dan instalasi proses biji yang lebih kecil dari sisa tambang Batubara, per unit listrik yang diproduksi.
Limbah Batubara 1.000 MWe (e) load factor 75%, Produksi limbah pertahunnya adalah :
- CO2 : 6,5 juta ton
- SO2 : 44.000 ton
- NOX : 22.000 ton
- Abu : 320.000 ton, mengandung sekitar 400 ton racun logam berat sepei arsenik, kadmium, merkuri dan timah hitam yang beracun sepanjang masa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PLTN adalah energi alternatif yang mempunyai daya yang sangat besar, hijau dan bersih (Clean and Green Energy) atau ramah lingkungan. Dengan demikian bahwa PLTN merupakan Solusi yang sangat tepat dalam mengatasi krisis energi di Indonesia. (Sibuea Mark Quark Hadron's, Sumber IAEA : Nuclear Power Techniques and Sustainable Development, Vienna (1992)
0 komentar:
Posting Komentar