Serpong (6/12/13); Enam orang putera terbaik bangsa menerima penghargaan Nayaka Adhikarya Nuklir. Penghargaan ini dianugerahkan atas dedikasi yang tinggi dalam memimpin penelitian dan pengembangan iptek nuklir di Indonesia sejak tahun 1958. Para penerima penghargaan tersebut diantaranya Alm. G.A Siwabessy, Alm. Achmad Baiquni, Djali Ahimsa,Iyos R. Subkhi, Alm. Soedyartomo Soentono, dan Hudi Hastowo. Mereka adalah para mantan pemimpin lembaga penelitian dan pengembangan iptek nuklir di Indonesia yang bermetamorfosa mulai dari Lembaga Tenaga Atom, Badan Tenaga Atom Nasional hingga Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) saat ini.
Penghargaan diberikan pada peringatan 55 Tahun BATAN di Gedung Graha Widya Bakti, Dewan Riset Nasional, Komplek Puspiptek Serpong Jumat (6/12/2013). Nayaka Adhikarya Nuklir sendiri dapat diartikan sebagai pemimpin yang berkarya tinggi di bidang nuklir. Dalam kesempatan tersebut selain penghargaan Nayaka Adhikarya Nuklir diberikan pula penghargaan Batan Quality Award kepada pusat-pusat terbaik di BATAN ditinjau dari berbagai aspek, peringkat pertama adalah Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR), selanjutnya adalah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) dan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN). Dalam acara peringatan ini dilaksanakan launching aplikasi SIMLIN (Sistem Informasi Manajemen Litbangyasa Iptek Nuklir) serta logo BATAN yang baru.
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut menyatakan BATAN sebagai salah satu lembaga yang berada dalam lingkup koordinasi Kemenristek terlihat bagus sikap afektif nya, terutama kehati-hatiannya, bukan hanya saat melaksanakan penelitian di laboratorium tetapi juga dari sisi administrasinya. “Mungkin karena terbiasa bekerja dengan bahan nuklir, jadi memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi terutama dalam keamanan dan keselamatan”.
Menristek juga menyebutkan Indonesia menjadi salah satu pionir di bidang iptek nuklir khususnya di asia tenggara, sehingga sekretariat iptek nuklir Asia Tenggara di percaya di Indonesia. Diluar itu Gusti yang merupakan satu-satunya mantan Menteri KLH yang pro PLTN ini menyebutkan bahwa 4 gubernur di Kalimantan sudah menyatakan siap apabila wilayahnya menjadi calon tapak PLTN. Ia juga menegaskan saat ini BATAN sedang mengusulkan untuk membangun Reaktor Daya Non Komersial dengan kapasitas sekitar 30 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Serpong.
Sementara itu Kepala BATAN Djarot Sulistyo Wisnubroto menyatakan saat ini BATAN berupaya untuk terus maju, lebih dari berbagai prestasi yang saat ini telah diraih, beberapa fasilitas nuklir yang saat ini sudah memasuki usia senja perlu perhatian khusus dan perawatan serta peremajaan, demikian pula dengan SDM Nuklir yang beberapa tahun lagi banyak yang memasuki masa pensiun sehingga perlu percepatan regenerasi dan alih teknologi kepada SDM nuklir yang lebih muda. Salah satu kebanggaan baginya adalah beroperasinya kembali instalasiPilot Conversion Plant (PCP), sebuah fasilitas pemurnian uranium dari yellow cake menjadi UO2 yang memenuhi derajat nuklir sebagai bahan bakar reaktor. Ia juga menyampaikan hasil jajak pendapat iptek nuklir dimana 60,4% masyarakat Indonesia menerima PLTN sebagai aplikasi iptek nuklir di bidang energi guna mengatasi krisis energi yang sedang terjadi. (eph)
0 komentar:
Posting Komentar