SIBUEAMANHATTANPROJECT.COM. Ada yang berbeda pada Konferensi tahunan tentang perubahan iklim sedunia tahun ini, yaitu tidak seperti tahun – tahun sebelumnya bahwa kali ini empat ilmuwan top sedunia menyerukan petisi yang berisi tentang pesan kuat mengenai pro nuklir menjelang Konferensi Warsawa pada tanggal 11 – 22 Nopember 2013, petisi tersebut menyiratkan bahwa para ahli lingkungan di dunia bersama-sama mendukung energi nuklir sebagai sumber energi rendah carbon (low – carbon energy source) yang dapat membantu mencegah dampak kerusakan akibat global warming. Banyak mantan aktivis lingkungan anti nuklir yang telah bergabung ke kubu pro nuklir, dan membuat seruan mendesak kepada mereka yang anti nuklir. Mereka mengatakan bahwa perlawanan yang terus menerus terhadap energi nuklir, mengancam upaya manusia untuk mencegah perubahan iklim yang berbahaya dan menyatakan bahwa sumber energi terbarukan seperti solar, angin dan biomassa pasti akan memainkan peran dalam ekonomi energi masa depan. Namun sumber energi tersebut tidak dapat dengan cepat mensuplai kebutuhan energi pada skala ekonomi global yang terjangkau (murah) dan handal.
Mereka mengatakan pula bahwa meskipun secara teoritis menstabilkan iklim tanpa energi nuklir adalah mungkin, namun pada kenyataannya tidak ada cara lain yang lebih mumpuni untuk menstabilkan iklim tanpa melibatkan peran energi nuklir didalamnya. Petisi tersebut ditanda tangani oleh asisten professor James Hansen, mantan direktur pusat studi luar angkasa dari Institut Goddard, NASA, atau yang lebih dikenal sebagai pelopor gerakan anti global warming, ilmuwan senior Ken Caldeira dari Institut Sains Carnegie, Universitas Stanford, yaitu ilmuwan yang terkenal dikalangan imuwan akan penilaiannya mengenai tenaga angin, Kerry Emanuel, ilmuwan ahli atmosfer bumi dari MIT, yang telah meneliti korelasi antara perubahan iklim dan angin topan, dan merupakan spesialis angin topan Haiyan, yang baru-baru ini menerjang Filipina, serta Tom Wigley, ilmuwan ahli iklim dari Universitas Adelaide, Australia. Petisi ini menyuarakan pula pengembangan dan penyebaran sistem energi nuklir yang lebih aman, yang menawarkan perbaikan di segala aspek dari reaktor konvensional, termasuk pengurangan biaya, limbah dan resiko proliferasi senjata nuklir.
Ilmuwan pun menyadari bahwa PLTN saat ini masih jauh dari sempurna namun sistem keselamatn pasif dan teknologi nuklir modern dapat mengurangi resiko proliferasi dan memecahkan masalah pembuangan limbah nuklir dengan cara incinerasi dan penggunaan bahan bakar secara efisien. Diharapkan dengan adanya inovasi dan skala ekonomi mampu membuat tarif listrik dari PLTN baru menjadi lebih murah daripada harga pembangkit listrik yang ada. James Hansen mengatakan bahwa beliau lebih memilih suatu desain reaktor yang lebih dikenal dengan reaktor cepat integral (integral fast reactor) sebagai acuannya. Tahun lalu, James Hansen bersama dengan pengusaha Richard Branson, menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang menekankan pentingnya teknologi reaktor ini. Desain alternatif lainnya meliputi reaktor bahan bakar cair yang dikenal dengan Molten Salt Reactor,Pebble Bed Reactor dan Small Modular Reactor, yang menawarkan beberapa kombinasi canggih teknologi keselamatan, limbah, proliferasi, biaya dan efisiensi. Banyak diantaranya dapat pula digunakan sebagai sumber panas untuk proses industri yang membutuhkan temperatur tinggi yang saat ini masih bergantung pada bahan bakar fosil. Beberapa ilmuwan pro nuklir menyatakan bahwa penggantian bahan bakar uranium dengan thorium, menghasilkan banyak manfaat.
Petisi ini mendapat banyak sorotan dari media asing seperti CNN, dan Washington Post. Teknologi yang diulas dari petisi ini sebetulnya teknologi lama namun kehilangan daya saingnya akibat kepentingan bisnis dan politik. (Astunor)
(sumber : http://www.smartplanet.com/blog/bulletin/top-climate-scientists-to-environmentalists-go-nuclear/?tag=search-river)
0 komentar:
Posting Komentar