Chat In Sibuea Blog

SENI DAN INSPIRASI


http://reddragondesigns.net/
Hover Effects

HUJAN SALJU

MY FAMILY

Alm.R.SIBUEA (Father)WITH J.br.MARPAUNG (Mother) Anak 1.E.ROHANI T SIBUEA 2.HIRAS P.M.SIBUEA 3.LUNGGUK Y.SIBUEA 4.DESI P.SIBUEA 5.TEDDY P.M.SIBUEA 6.NOVITA S.SIBUEA 7.LEDY C SIBUEA 8.GOMGOM ALEXSANDRO SIBUEA

Jumat, 08 Maret 2013

Pencitraan Organ dengan Radioisotop





Untuk keperluan diagnosa, aplikasi teknik nuklir dalam bidang kedokteran seringkali memanfaatkan radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien secara inhalasi melalui saluan pernafasan, melalui mulut maupun injeksi. Kepada pasien diberikan radiofarmaka yang sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dikehendaki. Berbagai jenis radiofarmaka digunakan untuk mempelajari berbagai jenis organ. Setelah masuk ke dalam tubuh, radiofarmaka akan menuju ke organ tertentu. Karena senyawa tersebut dapat memancarkan radiasi gamma, maka keberadaannya di dalam organ tubuh dapat diketahui dengan pemantau radiasi, baik kinetik maupun distribusinya.

Pemantau radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan ini berupa kamera gamma yang dapat mendeteksi sinar gamma dari bagian tubuh pasien yang sedang diperiksa. Kamera gamma merupakan peralatan kedokteran nuklir yang utama. Alat ini mampu menghasilkan gambar atau mengukur fungsi dari organ yang sedang dipelajari. Seringkali juga digunakan kamera gamma yang berputar untuk membuat gambar organ tubuh dalam tiga dimensi. Penggunaan komputer yang dirangkai dengan kamera gamma ini dapat membantu dalam interpretasi hasil pemeriksaan. Diagnosa yang menghasilkan gambar ini dikenal dengan teknik pencitraan (imaging studies).

Gambar citra yang dihasilkan bisa berupa gambar statik maupun gambar dinamik. Gambar statik memberi informasi kondisi organ pada suatu saat tertentu saja, sedang gambar dinamik memberikan informasi berupa perubahan keadaan pada organ atau bagian tubuh selama kurun waktu tertentu. Studi dinamik mengukur kinerja suatu organ atau sistem tubuh menurut fungsi waktu. Informasi yang diperoleh dengan teknik pencitraan tersebut di samping berupa gambar (citra) organ atau bagian tubuh maupun seluruh tubuh (whole body imaging), juga dapat berupa kurva-kurva atau angka-angka yang bisa dianalisa lebih lanjut. Dengan menggabungkan hasil pemeriksaan kedokteran nuklir dan hasil pemeriksaan sinar-X serta pemeriksaan lainnya, akan diperoleh hasil analisa yang lengkap mengenai kondisi pasien.

Aman dan Hasil Lebih Baik

Untuk tujuan diagnosa, pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah, murah serta dihasilkan informasi diagnosa yang akurat. Dari diagnosa ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa serta gambaran anatominya. Hal tersebut dimungkinkan karena sejumlah kecil radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop sangat mudah dideteksi dengan pemantau radiasi. Jika suatu jenis radioisotop dimasukkan ke dalam tubuh pasien, maka distribusi, laju distribusi dan konsentrasi radioisotop tersebut sangat mudah dilacak menggunakan pemantau radiasi.


Dewasa ini peranan kedokteran nuklir cukup besar dalam menunjang diagnosis penyakit-penyakit secara cepat, tepat dan seringkali lebih dini. Hampir semua cabang ilmu kedokteran dapat memanfaatkan peranan kedokteran nuklir. Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :


    1.Baik tidaknya fungsi organ tubuh.


  • 2.Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.


  • 3.Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.


Radioisotop yang digunakan dalam teknik nuklir kedokteran berumur paro (T1/2) sangat pendek, mulai dari beberapa menit sampai beberapa hari saja. Di samping berwaktu paro pendek, juga berenergi rendah dan diberikan dalam dosis yang kecil saja, mengingat ada efek sampingan dari radiasi yang merugikan terhadap tubuh apabila radioisotop tersebut tinggal terlalu lama di dalam tubuh. Technicium-99m(99mTc) merupakan salah satu jenis radioisotop yang paling banyak digunakan dalam kedokteran nuklir untuk tujuan diagnosa. Radioisotop yang ditemukan oleh Perrier dan Serge pada tahun 1961 ini dipilih karena mempunyai waktu paro sangat pendek, yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang diterima pasien sangat rendah.

Technicium-99mjuga merupakan radioisotop pemancar sinar gamma murni dengan energi 140,5 keV. Sinar gamma yang dipancarkannya sangat mudah dideteksi. Sifat menguntungkan lainnya dari99mTc ini adalah dapat berikatan dengan berbagai bahan secara stabil, tidak beracun, murah dan mudah penyediannya. Hingga kini ada sebanyak 10 jenis radiofarmaka yang mengandung senyawa99mTc telah digunakan untuk kegiatan kedokteran nuklir. Diperkiraan setiap tahunnya paling tidak ada lima juta pasien di seluruh dunia menjalani diagnosa dengan99mTc ini.


Deteksi Dini


Hampir seluruh organ dalam tubuh manusia dapat didiagnosa dengan teknik nuklir kedokteran, seperti pemeriksaan otak, limpa, hati, jantung, ginjal, tulang, darah, pembuluh darah, paru-paru, saluran pencernaan, kelenjar gondok dan lain-lain. Teknik nuklir kedokteran juga dapat dipakai untuk memeriksa penyebaran penyakit kanker tulang. Hanya dengan teknik ini penyakit tersebut dapat dideteksi semenjak dini, sedang teknik lainnya baru bisa mendeteksinya bila penyakit tersebut telah lanjut. Teknik nuklir kedokteran juga dapat dipakai untuk mengetahui secara dini ada tidaknya penyakit jantung koroner. Beberapa contoh pemeriksaan kedokteran nuklir antara lain adalah :


    Sken (scanning) otak digunakan untuk memeriksa penyakit-penyakit otak, antara lain infeksi, tumor dan kelainan vaskuler. Dalam pemeriksaan ini pasien diinjeksi dengan radiofarmaka. Untuk mempelajari sirkulasi darah diambil gambar dinamik langsung setelah injeksi.

  • Uji tangkap tiroid dan sken tiroid digunakan untuk memeriksa fungsi tiroid dan kelainan-kelainan marfologi. Uji tangkap tiroid dilakukan dengan cara memberikan sejumlah kecil radiofarmaka kepada pasien secara peroral atau suntikan. Jumlah radiofarmaka yang ditangkap oleh kelenjar tiroid menunjukkan fungsi kelenjar tersebut.

  • Sken paru-paru seringkali dipakai untuk mendeteksi adanya gumpalan darah dalam paru-paru. Proses pemeriksaan dilakukan dengan menginjeksikan partikel radiofarmaka yang akan terbawa aliran darah ke paru-paru. Pengambilan gambar dilakukan dengan kamera gamma. Pemeriksaan dengan kedokteran nuklir ini seringkali dikombinasikan dengan pemeriksaan menggunakan gas raioaktif yang dilakukan sehari sesudah atau sebelum sken dan disertai pula dengan pemeriksaan sinar-X.

  • Sken jantung digunakan untuk studi penyakit jantung koroner dan mengevaluasi fungsi jantung atau menentukan adanya serangan jantung yang baru saja terjadi.

  • Teknik nuklir dapat pula dipakai untuk sken hati, limpa, sistim empedu, ginjal dan tulang untuk mengetahui penyakit yang ada pada organ-organ tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More