Senjata Nuklir
Senjata nuklir adalah senjata dengan daya hancur yang tinggi akibat dari
reaksi nuklir yang meliputi reaksi fisi ataupun reaksi fusi. Daya hancur dari senjata
nuklir ini melebihi daya hancur dari bahan peledak yang paling modern saat ini.
Satu senjata nuklir bisa menghancurkan satu kota besar. Seperti yang terjadi di
Hiroshima dan Nagasaki, di mana bom atom dijatuhkan di kedua kota tersebut dan
menghancurkan kedua kota tersebut.
Dalam sejarah peperangan, senjata nuklir telah digunakan dua kali. Kedua-
duanya dilakukan pada akhir perang dunia dua. Pertama kali senjata nuklir
digunakan, ketika amerika serikat menjatuhkan senjata tipe uranium yang diberi
kode “little boy” di kota hiroshima, Jepang. Peristiwa kedua, hanya berselang tiga
hari, senjata nuklir dengan tipe plutonium yang diberi kode “Fat Man” dijatuhkan di
nagasaki, Jepang. Efek dari penggunaan senjata ini adalah hancurnya kedua ota
tersebut disertai dengan korban jiwa sekitar 200.000 orang.
Berdasarkan tipenya ada dua jenis senjata nuklir. Yang pertama adalah
senjata yang menghasilkan energi ledakan akibat dari reaksi fisi nuklir. Senjata ini
dikenal dengan nama bom atom. Pada senjata tipe ini, material yang biasanya
digunakan adalah plutonium dan uranium. Prinsipnya adalah penembakan oleh
partikel neutron yang menyebabkan terjadinya reaksi berantai. Akibat reaksi
berantai tadi, energi yang dilepaskan semakin banyak, sehingga akan terjadi
ledakan yang sangat besar.
|
Jenis kedua adalah senjata nuklir yang menghasilkan energi melalui reaksi
fusi nuklir. Daya ledaknya seratus kali lebih kuat dari bom reaksi fisi. Senjata ini
lebih dikenal dengan nama bom hidrogen, bom fusi, dan H-bomb. Prinsip kerja dari bom ini adalah digunakan terlebih dahulu reaksi fisi nuklir yang menghasilkan
sinar gamma yang berenergi tinggi. Energi dari sinar gamma tersebut memicu
terjadinya reaksi fusi dari material yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir
seperti tritium, deuterium, atau litium. Akibat dari reaksi fusi ini, akan dilepaskan
energi dengan jumlah yang banyak.
Sebenarnya masih ada jenis lain dari senjata nuklir ini. Seperti “boosted
fission weapon” yang dapat menghasilkan ledakan yang semakin besar dari waktu
ke waktu akibat adanya sedikit reaksi fusi yang terjadi pada bom tersebut. Kemudian neutron bom adalah senjata nuklir dengan daya ledak kecil tapi dengan jumlah radiasi yang sangat besar. Ledakan dari senjata jenis ini diiringi dengan radiasi neutron. Selain itu juga ada salted bomb, dengan bahan bakar yang spesifik seperti kobalt dan emas. Bom jenis ini menghasilkan kontaminasi radioaktif yang sangat besar.
Pada proses meledaknya bom-A, reaksi fisi nuklir yang terjadi tidak
dikontrol seperti dalam reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir. Reaksi berantai
yang terjadi berlangsung hingga bahan bakar uranium-235 maupun plutonium-239
habis terpakai. Hasilnya adalah ledakan dengan kekuatan yang setara dengan 15
sampai 20 kiloton TNT (kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan
Nagasaki).
Faktor penting dalam prinsip kerja bom atom adalah massa kritis dari
uranium-235 maupun plutonium-239 yang digunakan.23 Massa kritis adalah jumlah
minimum materi yang digunakan untuk menjaga agar reaksi berantai tetap
berlangsung. Jadi, jumlah neutron yang lepas lewat permukaan harus diimbangi
oleh jumlah neutron yang dihasilkan oleh reaksi fisi yang terjadi di bagian dalam
agar reaksi berantai dapat terus berjalan.
Massa kritis ini harus dipertahankan dalam waktu tertentu hingga reaksi
berantai terjadi.23 Materi keras digunakan untuk menyelimuti bahan peledak nuklir untuk menjaga agar tidak terjadi ledakan dini sehingga energi yang besar dapat dilepaskan sekaligus dalam waktu singkat untuk menghasilkan ledakan.
yaitu uranium-235 dan plutonium-239. Walaupun demikian, uranium-235 yang
digunakan dalam reaktor nuklir tidak dapat digunakan begitu saja dalam proses
pembuatan bom-A. Uranium-235 maupun plutonium-239 yang digunakan harus
lebih besar dari massa kritisnya atau dengan kata lain kemurniannya harus di atas
90% agar massa kritisnya dapat terlampaui. Kemurnian uranium-235 yang
digunakan dalam reaktor fisi nuklir hanya berkisar 4%.
0 komentar:
Posting Komentar