Chat In Sibuea Blog

SENI DAN INSPIRASI


http://reddragondesigns.net/
Hover Effects

HUJAN SALJU

MY FAMILY

Alm.R.SIBUEA (Father)WITH J.br.MARPAUNG (Mother) Anak 1.E.ROHANI T SIBUEA 2.HIRAS P.M.SIBUEA 3.LUNGGUK Y.SIBUEA 4.DESI P.SIBUEA 5.TEDDY P.M.SIBUEA 6.NOVITA S.SIBUEA 7.LEDY C SIBUEA 8.GOMGOM ALEXSANDRO SIBUEA

Kamis, 09 Mei 2013

Kepala BATAN, “Jangan Sampai Dokternya Pensiun, Kegiatannya Berhenti”.


\
INFONUKLIR.COM. Jogja. Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) adalah kegiatan diskusi yang memfokuskan pada topik iptek nuklir untuk kesehatan. Ir. Ferly Hermana, MM selaku ketua panitia acara ini dalam keterangan persnya mengatakan bahwa ada 3 pokok yang akan dibahas yaitu teknologi bank jaringan riset BATAN, alat deteksi fungsi ginjal renograf, dan masalah penentuan Genotipe HPV High Risk dengan P-32 penyebab kanker serviks. Demikian hal itu terungkap pada FGD yang digelar ruang Prambanan, hotel Tjokro Yogyakarta, Jumat, 26 April 2013.

Kepala BATAN, Prof. Dr. Djarot S Wisnubroto dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa diusia yang ke 55 tahun ini, BATAN terbilang sudah sangat dewasa, oleh karena itu apa dihasilkan dari risetnya harus bisa dimanfaatkan masyarakat. Baik itu riset bidang energi, pangan atau pertanian, termasuk bidang kesehatan ini.

Namun yang lebih penting lagi menurut Djarot, adalah masalah sustainability (keberlanjutan, red) pada produk litbang yang telah dihasilkan. Sustainability itu dilihat secara internal dan eksternal. “Artiya bagaimana penelitian itu sustain kedepan, sementara peneliti senior akan pensiun. Untuk itu tetap harus diciptakan kader-kader peneliti berikutnya, walaupun hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah tentang moratorium (pembatasa rekruitmen pegawai baru, red)”, demikian lanjut Djarot.

Disisi lain secara eksternal, keberlanjutan juga harus dipikirkan bagaimana hal ini masuk kedalam sistem lembaga. Rumah sakit tidak hanya tertarik pada masalah aplikasi iptek nuklir bidang kesehatan saja, lebih dari itu harus ada keberlanjutan. “Jadi jangan sampai jika dokter rumah sakitnya pensiun, lalu kegiatannya ikut berhenti”, tegas Djarot.

Djarot juga berpesan agar peserta memberi masukan yang baik karena ini sangat penting bagi BATAN. “Diharapkan peserta terbuka saja, tidak perlu basa basi dengan bahasa berbunga-bunga, sampaikan saja permasalahan yang terjadi”, tegas Djarot.

Diskusi yang fokus pada topik iptek nuklir untuk kesehatan ini dilaksanakan oleh Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir BATAN dengan melibatkan mitra pengguna litbang nuklir bidang kesehatan. Dihadiri para stakeholder terkait seperti RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Ulin Banjarmasin, RSUP Mataram, Yarsis Surakarta, RSU Wahidin Makassar, RSKD Siti Fatimah Makassar, RSUD Soetomo Surabaya, RSKB Annur Yogyakarta, Univ. Udayana, Univ. Sudirman, Bapeten, dan PT Batan Teknologi.

Dr. Heri Suroto dari RS dr. Soetomo Surabaya menyarankan agar rumah sakit di Indonesia yang memiliki Bank Jaringan, bisa bergabung untuk meningkatkatkan pemasarannya. Mengingat harga bahan tersebut yang dari luar seperti Malaysia, harganya sangat mahal.

Dr. Gogot Suyitno dari RSKB Annur berharap Renograf harus tetap dikembangkan terus baik software dan hardwarenya.

Rencananya dari diskusi ini akan dihasilkan dokumen yang penting yang nantinya sebagai bahan penyusunan rencana strategis BATAN untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengembangan iptek nuklir di bidang kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More